APA ITU DOA


Nyuwun ngapunten Poro Sanak Kadang-ku sedoyo, kok saya tiba-tiba saja tertarik untuk urun rembug babakan DOA yang dibicarakankan rekan-rekan dalam sebuah web Spiritual yah.

Anggep saja ibarat kita naik Gunung, Mas ” A ” lewat jalur Selatan, Kang ” B ” dari Utara lah… saya yang dari Timur ( Kalimantan Timur maksudne he..he..). Semua akan bercerita tentang Jalan yang dilaluinya nah…Pertanyaannya adalah Apakah interpretasinya SAMA..???. So bisa jadi sama dan bisa juga tidak sama kan..??, Tetapi yang terpenting adalah apakah perjalanan yang dilakukan semua telah sampai kepada PUNCAK Gunung atau tidak…??. gitcu kali kira-kira he..he..

Kita kembali kepada pokok persoalan tentang sebuah DOA. Mengambil referensi dari teks book Kitab Suci akan JANJI Tuhan “ BerDOAlah kamu, niscaya Aku kabulkan “. Nah permasalahannya terkadang Firman ini bisa menjadi SALAH KAPRAH bagi kita-kita yang belon memahami akan MAKNA yang TERSIRAT dari yang TERSURAT tersebut.
Doa ada yang menginterpretasikan PERMOHONAN, ada yang memahami PERMINTAAN dan ada lgi yang mengartikan PERBUATAN. Wis gak perlu dipermasalahkan istilah dan apapun namanya yah gak..yah gak..??. Yang utama adalah memahami INTI SARIPATINYA itu loh… yah Kan..?? HAKEKAT dari DOA itu apakah sudah kita ketahui dan telah kita PAHAMI serta merupakan sebuah PERSEPSI sang JIWA….??

Untuk njelentrekkan babakan DOA akan lebih pas dan cocok saja jika sebagai pancingan awalnya saya menganggap DOA adalah sebuah PERMINTAAN, permintaan kepada siapa..?? Tentu saja kepada Gusti Kang Hakaryo Jagad. Permintaan kepada sang PEMILIK, sebenarnya yang ada di dalam permintaan itu sebatas “ PERLINDUNGAN dan KEMUDAHAN “. Jadi, DOA TIDAK dimaksudkan untuk “ MELANGGAR HUKUM “ yang bekerja di Alam Semesta ini. Sebagai contoh : ber-DOA agar tidak merasa LAPAR, tidak mengalami KEMATIAN ( panjang umur ). Karena untuk menghilangkan RASA LAPAR kita harus segera cepat-cepat MAKAN. Untuk tidak mengalami KEMATIAN yah kita harus dapat mengembalikan Ingsun SEJATI kepada Pemilik-Nya.

Pada umumnya neh….
Orang ber-DOA biasanya hanya untuk memenuhi ajaran AGAMA. Sekadar untuk meringankan beban KEJIWAAN atau BATIN yang menindih dirinya. Mengapa saya katakan sebagai sekedar memenuhi ajaran Agama atau meringankan beban BATIN..??. Halah…halah…secara material, orang telah menyadari kok bahwa DOA tidak mendatangkan kebutuhan material yang diminta. Dan, dalam istilah Agama, banyak DOA yang tak terkabul pada kenyataannya. Ini secara material loh.
DOA tak terkabul karena hanya “ REFLEKSI “ dari sebuah tuntutan RAGA, Jasad Badan kasar kita semata. DOA tidak MAKBUL, tidak MUSTAJAB, karena hanya keluar dari manisnya bibir semata. DOA yang tidak terkabul ini, karena TIDAK TERLAHIR dari HATI terdalam ( Ingsun SEJATI ). Mohon maaf saja yah…Sejak Bangsa ini dilanda krisis, Bencana bersahutan tiada henti, sudah berapa kalikah SHOLAT TAUBAT, ISTIGHOSAH, DZIKIR AKBAR sampai-sampai Tokoh-tokoh pentholan 5 Agama kumpul jadi satu bergandengan tangan memanjatkan DOA bersama dengan ratusan ribu manusia. Bahkan jutaan yang ISLAM dah ber-DOA di Mekah sono, agar krisis, bencana segera berlalu…Tapi NYATANYA…??. Setan-setan yang dilempari batu di Mina ( lempar Jumroh ), kini malahan ngendhon di Nuswantoro ini..halah…halah…sekali lagi saya mohon maaf ( bukan bermaksud mencela, menghina ) tetapi lebih kepada WUJUD KARYA NYATA dan REALITAS bukan CARITAS di lapangann kok ndak ” konect ” gitcu loh…he..he….

Nah sekarang bagaimana DOA itu bisa MAKBUL…?? Agar MUSTAJAB…??. Yah mustinya sih kita-kita harus mencoba untuk MEMBERSIHKAN DIRI lahir maupun BATIN ( he..he..dah umum yah…) Tapi kongkretnya gimana yah..??
Kebersihan LAHIR menyangkut usaha LAHIRIAH untuk hidup BERSIH bersama-sama. Dalam bahasa POLITIKnya neh…Bangsa Indonesia harus bersih dari perilaku KORUPSI, KOLUSI, bersekongkol dalam ketidak jujuran. Karena KKN hanya akan membangkitkan “ Kekecewaan, Kekesalan, Kedengkian dan Kemarahan hati Masyarakat “ Nah dari sini akan mendorong timbulnya ENEG ( energi Negatif ) yang mungkin saja akan mengganggu KESEIMBANGAN alam semesta ini dengan tidak menampik akan bekerjanya PROSES Alam itu sendiri yang semakin tua ini. Kira-kira begitulah sasarannya.
Lah…membersihkan BATIN, yah..membersihkan HATI ini dari sifat-sifat IRI, DENGKI, MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI, KIKIR, TAMAK, RAKUS dan KESOMBONGAN. Dalam prakteknya neh… klu ingin menjadi HAJI yang MABRUR, kita harus sanggup untuk ber ASSALAMU’ALAIKUM, ber WAROHMATULLAHI dan ber WABAROKATUH terhadap sesama makhluk. Disinilah manusia-manusia dituntut untuk mengucurkan HARTA benda sebagai KETERIKATAN, KEPEMILIKANNYA untuk dibagi-bagi kepada si miskin, si Kelaparan, si Kebodohan. Kita harus CANCUT TALI WONDO, menyingsingkan lengan baju dan berawe-rawe rantas, malang-malang putung untuk meringankan beban orang lain…!!. Jika hal seperti ini kita lakukan, meski secara fisik walaupun kita belon ber HAJI neh…tapi minimal kita sudah MABRUR duluan…!. halah..halah…sok weruh..!!.

Sebagai referensi, mohon ijinkan saya mencontek teks book salah satu sebuah Kitab Suci yah..yah…:
Tuhanmu berfirman, “ BerDOA lah kepada-Ku, niscaya Aku menerima DOA mu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri untuk melayani-Ku, mereka akan masuk jahanam dengan hina “ ( QS. 40: 60 ). Ayat ini menyatakan hubungan DOA dengan perkenan Tuhan :

PERTAMA, jelas sekali bahwa Tuhan mengabulkan orang yang ber DOA kepada-Nya yang tidak MENYOMBONGKAN DIRI dan hanya ber IBADAH kepada-Nya. Yang perlu kita ingat adalah IBADAH…tidak berarti semata-mata menjalankan RITUAL Agama, tetapi KOSONG dari MAKNA dari ibadah itu sendiri. IBADAH bagi saya neh…adalah WUJUD PENGHAMBAAN manusia kepada Tuhan. Yakni MELAYANI Tuhan. Melayani Tuhan…??? Halah…halah…piye toh maksudne iki…?? Tuhan kok dilayani lah wong Tuhan kuwi “ Tan keno kinyo ngopo je…??”.

He..he….santai dulu yah, saya tak nyumet Rokok kretek kesukaanku merek 234 buuull…buuulll…wuiiihh…beluk-e..bunder-bunder…rek-rek mumbul neng langit..

Melayani Tuhan kuwi berarti, yah melayani hamba-hambanya Tuhan…yah poro sedulur sapodho-padhane kuwi toh…Memberi makan yang kelaparan, memberi minum yang kehausan, memberikan pakaian yang kedinginan, mengbatkan siapa yang lagi sakit. Mengurangi penderitaan orang lain…
Lah seperti inilah ” WUJUD PENGHAMBAAN ” kita kepada Tuhan. Dan, inilah makna IBADAH yang sebenarnya.

KEDUA, Tuhan mengabulkan DOA orang-orang yang memenuhi permohonan-Nya dan tetap dalam keadaan BERIMAN. Sebagaimana dinukilkan pada QS.2:186,
“ Jika hamba-hamba-Ku bertanya tentang Aku, Sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan orang-orang yang sungguh-sungguh ber DOA kepada-Ku. Hendaklah mereka ( yg berdoa itu ) memenuhi-Ku dan dalam keadaan ber IMAN kepada-Ku, agar mereka berada di jalan yang benar “
Jelas sekali bahwa yang disebutkan sebagai orang-orang yang ber DOA pada ayat tsb adalah hamba-hamba yang ber DOA. HAMBA atau umumya ABDI, BATUR, JONGOS adalah statusnya sebagai PELAYAN…!! Pelayan siapa…?? yah..pelayan Tuhan itu kan..?? Orang-orang yang memenuhi seruan Tuhan dalam keadaan BERIMAN. Dengan kata lain, yah mengerjakan KEBAJIKAN dengan BAIK dan TULUS tanpa PAMRIH…!! Ketulusan itu sendiri sangat menyentuh INTI KEMANUSIAAN. Oleh karena itu DOA orang-orang yang memberikan PELAYANAN inilah yang didengar Tuhan. Bagi masyarakat yang saling memberi, DOA-DOA yang mereka panjatkan Ibrat Laut, deru ombak mereda. Airnya menjadi tenang dan jernih. Hati yang tenang dan PIKIRAN yang BERSIH, JERNIH membuat DOA yang dipanjatkan TERKONSENTRASI. Daya dari pengucapan DOA bangkit dan menjadi NYATA, maka datanglah REZEKI yang datangnya tak disangka-sangka.

Yah…yah…DOA adalah BEKERJA…MELAYANI…
BEKERJA, BERBUAT, BERTINDAK dan MELAYANI DIRI sendiri dan orang lain…itulah HAKEKAT dari sebuah DOA.

Hik…jadi inget ceritanya Nabi NUH yang ber DOA meminta kepada Tuhan agar Tuhan dapat menyelamatkan Anak dan Isterinya yang gak sempat selamat naik perahu. Apa kata Tuhan…??

“ Hai Nuh JANGANLAH Engkau ber DOA, apabila engkau TIDAK tahu HAKEKAT sebuah DOA “
Modiaaaaaaaarrr kowe Nuh…mangkane to yen ndongo ojo asal NJEPLAK wae lah…mikir nggo kesengane dhewe wae sih…
halah..halah…sok weruh maneh…Wadah…aku kok sok KEMERUH je…??.

Jadi, kesimpulannya…terserah….poro sanak Kadang MELAKONI sebuah DOA itu seperti apa bentuknya. Mo cuman “ ndremimil “ sambil KOMAT KAMIT hanya sebatas di manisnya bibir meminta-minta sambil “ NYADHONGKAN tangan “ koyo cah cilik nyuwun ” permen karet ” karo Bapakne, ben sampek lambemu NDOWER tanpa ada proses dan LAKU opo yoh biso…?? Ataukah pilih ber DOA dalam artian sebuah bentuk dalam ” wujud karya nyata ” berupa AKSI, BERBUAT, BERTINDAK dan MELAYANI sang DIRI juga orang lain sapodho-padhane makhluk…??

Monggo…monggo…silahkan PILIH, wong wis podho TUWEK-E kok, ayo podho golek dalan dhewe-dhewe…..